1. |
SEJARAH SINGKAT |
|
Rambutan (Nephelium sp.) merupakan tanaman
buah hortikultural berupa pohon dengan famili
Sapindacaeae. Tanaman buah tropis ini dalam bahasa
Inggrisnya disebut Hairy Fruit berasal dari
Indonesia. Hingga saat ini telah menyebar luar di
daerah yang beriklim tropis seperti Filipina dan
negara-negara Amerika Latin dan ditemukan pula di
daratan yang mempunyai iklim sub-tropis. |
2. |
JENIS TANAMAN |
|
Dari
survey yang telah dilakukan terdapat 22 jenis
rambutan baik yang berasal dari galur murni maupun
hasil okulasi atau penggabungan dari dua jenis
dengan galur yang berbeda. Ciri-ciri yang membedakan
setiap jenis rambutan dilihat dari sifat buah (dari
daging buah, kandungan air, bentuk, warna kulit,
panjang rambut). Dari sejumlah jenis rambutan diatas
hanya beberapa varietas rambutan yang digemari orang
dan dibudidayakan dengan memilih nilai ekonomis
relatif tinggi diantaranya:
1) |
Rambutan Rapiah
buah tidak terlalu lebat tetapi mutu buahnya
tinggi, kulit berwarna hijau-kuning-merah
tidak merata dengan beramut agak jarang,
daging buah manis dan agak kering, kenyal,
ngelotok dan daging buahnya tebal, dengan
daya tahan dapat mencapai 6 hari setelah
dipetik. |
2) |
Rambutan Aceh
Lebak bulus pohonnya tinggi dan lebat
buahnya dengan hasil rata-rata 160-170 ikat
per pohon, kulit buah berwarna merah kuning,
halus, rasanya segar manis-asam banyak air
dan ngelotok daya simpan 4 hari setelah
dipetik, buah ini tahan dalam pengangkutan. |
3) |
Rambutan Cimacan,
kurang lebat buahnya dengan rata-rata hasil
90-170 ikat per pohon, kulit berwarna merah
kekuningan sampai merah tua, rambut kasar
dan agak jarang, rasa manis, sedikit berair
tetapi kurang tahan dalam pengangkutan. |
4) |
Rambutan Binjai
yang merupakan salah satu rambutan yang
terbaik di Indonesia dengan buah cukup besar,
dengan kulit berwarna merah darah sampai
merah tua rambut buah agak kasar dan jarang,
rasanya manis dengan asam sedikit, hasilbuah
tidak selebat aceh lebak bulus tetapi daging
buahnya ngelotok. |
5) |
Rambutan
Sinyonya, jenis rambutan ini lebat buahnya
dan banyak disukai terutama orang Tionghoa,
dengan batang yang kuat cocok untuk
diokulasi, warna kulit buah merah tua sampai
merah anggur, dengan rambut halus dan
rapat,rasa buah manisa sam, banyak berair,
lembek dan tidak ngelotok. |
|
3. |
MANFAAT TANAMAN |
|
Tanaman buah rambutan sengaja dibudidayakan untuk
dimanfaatkan buahnya yang mempunyai gizi, zat tepung,
sejenis gula yang mudah terlarut dalam air, zat
protein dan asam amino, zat lemak, zat enzim-enzim
yang esensial dan nonesensial, vitamin dan zat
mineral makro, mikro yang menyehatkan keluarga,
tetapi ada pula sementara masyarakat yang
memanfaatkan sebagai pohon pelindung di pekarangan,
sebagai tanaman hias. |
4. |
SENTRA PENANAMAN |
|
Di
Indonesia yang menjadi sentra penanaman rambutan
adalah di Jawa khususnya yang sangat besar produksi
buah rambutan antara lain di Bekasi, Kuningan,
Malang, Probolinggo, Lumajang dan di Garut. |
5. |
SYARAT TUMBUH |
|
5.1. |
Iklim
1. |
Dalam
budidaya rambutan angin berperan
dalam penyerbukan bunga. |
2. |
Intensitas curah hujan yang
dikehendaki oleh pohon rambutan
berkisar antara 1.500-2.500 mm/tahun
dan merata sepanjang tahun |
3. |
Sinar
matahari harus dapat mengenai
seluruh areal penanaman sejak dia
terbit sampai tenggelam, intensitas
pancaran sinar matahari erat
kaitannya dengan suhu lingkungan. |
4. |
Tanaman
rambutan akan dapat tumbuh
berkembang serta berbuah dengan
optimal pada suhu sekitar 25 derajat
C yang diukur pada siang hari.
Kekurangan sinar matahari dapat
menyebabkan penurunan hasil atau
kurang sempurna (kempes). |
5. |
Kelembaban udara yang dikehendaki
cenderung rendah karena kebanyakan
tumbuh di dataran rendah dan sedang.
Apabila udara mempunyai kelembaban
yang rendah, berarti udara kering
karena miskin uap air. Kondisi
demikian cocok untuk pertumbuhan
tanaman rambutan. |
|
5.2. |
Media
Tanam
1. |
Rambutan
dapat tumbuh baik pada lahan yang
subur dan gembur serta sedikit
mengandung pasir, juga dapat tumbuh
baik pada tanah yang banyak
mengandung bahan organik ataui pada
tanah yang keadaan liat dan sedikit
pasir. |
2. |
Pada
dasarnya tingkat/derajat keasaman
tanah (pH) tidak terlalu jauh
berbeda dengan tanaman perkebunan
lainnya di Indonesia yaitu antara
6-6,7 dan kalau kurang dari 5,5
perlu dilakukan pengapuran terlebih
dahulu. |
3. |
Kandungan air dalam tanah idealnya
yang diperlukan untuk penanaman
pohon rambutan antara 100-150 cm
dari permukaan tanah. |
4. |
Pada
dasarnya tanaman rambutan tidak
tergantung pada letak dan kondisi
tanah, karena keadaan tanah dapat
dibentuk sesuai dengan tata cara
penanaman yang benar (dibuatkan
bedengan) sesuai dengan petunjuk
yang ada. |
|
5.3. |
Ketinggian Tempat
Rambutan dapat tumbuh subur pada dataran
rendah dengan ketinggian antara 30- 500 m
dpl. Pada ketinggian dibawah 30 m dpl
rambutan dapat tumbuh namun tidak begitu
baik hasilnya. |
|
6. |
PEDOMAN BUDIDAYA |
|
6.1. |
Pembibitan
Pisang diperbanyak dengan cara vegetatif
berupa tunas-tunas (anakan).
-
Persyaratan Bibit
Benih yang diambil biasanya
dipilih dari benih-benih yang
disukai oleh masyarakat konsumen
antara lain: Rambutan Rapiah,
Rambutan Aceh, Lebak bulus,
Rambutan Cimacan, Rambutan,
Rambutan Sinyonya.
-
Penyiapan Benih
Persiapan benih biji yang
dipergunakan sebagai pohon
pangkal setelah buah dikupas dan
diambil bijinya dengan jalan
fermentasi biasa (ditahan selama
1-2 hari) sesudah itu di
angin-anginkan selama 24 jam (sehari
semalam) dan biji siap
disemaikan. Disamping itu dapat
pula direndamdengan larutan asam
dengan perbandingan 1:2 dari air
dan larutan asam yang terdiri
dari asam chlorida (HCl) 25%
atau Asam Sulfat (H2S04) BJ =
1.84, caranya direndam selama 15
menit kemudian dicuci dengan air
tawar yang bersih sebanyak 3
kali berulang dengan air yang
mengalir selama 10 menit dan
dianginkan selama 24 jam. Untuk
menghidari jamur biji dapat
dibalur dengan larutan Dithane
45, Attracol 70 WP atau
fungisida lainnya.
-
Teknik Penyemaian Benih
Teknik penyemaian benih dipilih
lahan yang gembur dan mudah
mendapat pengairan serta mudah
dikeringkan disamping itu mudah
diawasi seperti: mencangkul
tanah sedalam 20-30 cm sambil
dibersihkan dari rumput-rumput,
batu-batu dan sisa pepohonan dan
benda keras lainnya. Kemudian
tanah dihaluskan sehingga
menjadi gembur dan buatkan
bedang-bedeng yang berukuran
1-1,5 m lebar dan tinggi sekitar
30 cm, panjang disesuaikan
dengan luas pekarangan/persawahan.
Tetapi idealnya panjang bedengan
sekitar 10 m, dengan keadaan
arah membujur dari Utara ke
Selatan, supaya mendapatkan
banyak sinar matahari walaupun
setelah diberi atap pelindung,
dengan jarak antara bedeng 30 cm
dan untuk menambah kesuburan
dapat diberi pupuk hijau, kompos/pupuk
kandang yang sudah matang dan
benih siap disemaikan.
Selain dengan melalui proses
pengecambahan juga biji dapat
langsung ditunggalkan pada
bedeng-bedeng yang sudah
disiapkan, untuk menyiapkan
pohon pangkal lebih baik melalui
proses pengecambahan, biji-biji
tersebut ditanam pada
bedengbedeng yang berjarak 10 X
10 cm setelah berkecambah dan
berumur 1-1,5 bulan dan sudah
tumbuh daun sekitar 2-3 helai
maka bibit dapat dipindahkan
dari bedeng persemaian ke bedeng
penanaman.
-
Pemeliharaan Pembibitan/Penyemaian
Setelah bibit berkecambang dan
telah berumur 1-1,5 bulan
disiram pagi sore, setelah
kecambah dipindah ke bedeng
pembibitan penyiraman cukup 1
kali tiap pagi hari sampai
menjelang mata hari terbit,
dengan menggunakan "gembor"
supaya merata dan tidak merusak
bedengan dan diusahakan air
dapat menembus sedalam 3-4 cm
dari permukaan. Kemudian
dilakukan pendangiran bedengan
supaya tetap gembur dan
dilakukan setiap 2-3 minggu
sekali, rumput yang tumbuh
disekitarnya supaya disiangi,
hindarkan dari serangan hama dan
penyakit, sampai umur kurang
lebih 1 tahun persemaian yang
dilakukan terhadap pohon baru
setelah itu dapat dilakukan
pengokulasian yang ditentukan
dengan sistem Fokkert yang sudah
disempurnakan yang sebelumnya
daun-daun dirontokkan pada pohon
induk yang telah dipilih mata
kulitnya dan kemudian setelah
disiapkan tempat untuk
penempelan mata kulit tersebut
sampai mata kulit itu tumbuh
tunas, setelah itu tunas asli
pada pohon induk yang telah
ditempel dipangkas, kemudian
rawat dengan penyiraman 2 kali
sehari dan mendangir serta
membersihkan rumput-rumput yang
ada disiangi, kemudian dapat
juga diberi pupuk urea 10 gram
untuk tiap 1 m² untuk 25 tanaman
rambutan.
-
Pemindahan Bibit
Cara pemindahan
bibit yang telah berkecambah
atau di cangkok maupun diokulasi
dapat dengan mencungkil/membuka
plastik yang melekat pada media
penanaman dengan cara hati-hati
jangan sampai akar menjadi rusak
dan dilakukan penyungkilan
sekitar 5 cm dan agar tumbuh
akar lebih banyak maka dalam
penanaman kembali akar
tunggangnya dapat dipotong
sedikit untuk menjaga penguapan
kemudian lebar daun dipotong
separuh serta keping yang
menempel dibiarkan sebab
berfungsi sebagai cadangan
makanan sebelum dapat menerima
makanan dari tanah yang baru.
Dan ditanam pada bedeng
pembibitan dengan jarak 30-40 cm
dan ditutupi dengan atap yang
dipasang miring lebih tinggi di
Timur dengan harapan dapat lebih
banyak kena sinar mata hari pagi.
|
|
6.2. |
Pengolahan Media Tanam
-
Persiapan
Pilihlah tanah yang subur,
hindari daerah yang berkondisi
tanahnya terlampau liat dan
tidak memiliki sirkulasi yang
baik, meskipun pada daerah
perbukitan tetapi tanahnya subur
dengan cara membuat sengkedan (teras)
pada bagian yang curam, kemudian
untuk menggemburkan tanah perlu
dibajak atau cukup dicangkul
dengan kedalaman sekitar 30 cm
secara merata.
-
Pembukaan Lahan
Tanah yang akan dipergunakan
untuk kebun rambutan dikerjakan
semua secara bersama, tanaman
pengganggu seperti semak-semak
dan rerumputan dibuang dan
benda-benda keras disingkirkan
kemudian tanah dibajak/dicangkul.
Bila bibit berasal dari
cangkokan pengolahan tanah tidak
perlu terlalu dalam tetapi kalau
dari hasil okulasi perlu
pengolahan yang cukup dalam.
Kemudian dibuatkan saluran air
selebar 1 meter dan kedalam
disesuaikan dengan kedalaman air
tanah, guna mengatasi sistem
pembuangan air yang kurang
lancar. Tanah yang kurus dan
kurang humus atau tanah cukup
liat diberikan pupuk hijau yang
dibuat dengan cara mengubur
ranting-ranting dan dedaunan dan
kondisi ini dibiarkan selama
kurang lebih 1 tahun sebelumnya.
-
Pembentukan Bedengan
Setelah tanah keadaan gembur dan
buatkan bedeng-bedengan yang
berukuran 8 m lebar dan tinggi
sekitar 30 cm dengan perataan
dasar atasnya guna menopang
bibit yang akan ditanam, panjang
disesuaikan dengan luas
pekarangan/persawahan. Tetapi
idealnya panjang bedengan
sekitar 10 m, dengan keadaan
arah membujur dari utara ke
selatan, supaya mendapatkan
banyak sinar matahari pagi
walaupun setelah diberi atap
pelindung, dengan jarak antara
bedeng 1 m yang diharapkan untuk
lalu-lintas para pekerja dan
dapat dipergunakan sebagai
saluran air pembuangan, dan
untuk menambah kesuburan dapat
diberi pupuk hijau, kompos/pupuk
kandang yang sudah matang
-
Pengapuran
Pengapuran pada
dataran yang berasal dari tambak
dan juga dataran yang baru
terbentuk tidak bisa ditanami,
selain tanah masih bersifat asam
juga belum terlalu subur,
setelah lobang-lobang itu digali
dengan ukuran penanaman di
pekarangan dan dasarnya
ditaburkan kapur sebanyak 0,5
liter untuk setiap lobang guna
menetralkan pH tanah hingga
mencapai 6-6,7 sebagai syarat
tumbuhnya tanaman
rambutan, setelah 1 minggu dari
penaburan kapur diberi pupuk
kandang supaya tanah menjadi
subur.
-
Pemupukan
Setelah jangka
waktu 1 minggu dari pemberian
kapur pada lubang-lubang yang
ditentukan kemudian diberikan
pupuk kandang sebanyak 25 kg (kurang
lebih 1 blek) dan setelah 1
minggu lahan baru siap untuk
ditanami bibit rambutan yang
telah jadi.
|
|
6.3. |
Teknik
Penanaman
-
Penentuan Pola Tanaman
Penyiapan
pohon pangkal sebaiknya melalui
proses perkecambahan kemudian
ditanam dengan jarak 10 x 10 cm
setelah berkecambah dan berumur
1-1,5 bulan atau telah tumbuh
daun sebanyak 3 helai maka bibit/zaeling
dapat dipindahkan pada bedeng ke
dua dengan jarak 1-14 meter.
Untuk menghindari sengatan sinar
matahari secara langsung dibuat
atap yang berbentuk miring lebih
tinggi ke Timur dengan maksud
supaya mendapatkan sinar
matahari pagi hari secara penuh.
-
Pembuatan Lubang Tanam
Pembuatan lubang pada
bedeng-bedeng yang telah siap
untuk tempat penanaman bibit
rambutan yang sudah jadi
dilakukan setelah tanah diolah
secara matang kemudian dibuat
lobang-lobang dengan ukuran 1 x
1 x 0,5 m yang sebaiknya telah
dipersiapkan 3-4 pekan
sebelumnya dan pada waktu
penggalian tanah yang diatas dan
yang dibawah dipisahkan yang
nantinya dipergunakan untuk
penutup kembali lubang yang
telah diberi tanaman, sedangkan
jarak antar lubang sekitar 12-14
m.
-
Cara Penanaman
Setelah berlangsung selama 2
pekan lubang ditutup dengan
susunan tanah seperti sedia kala
dan tanah yang bagian atas
dikembalikan setelah dicampur
dengan 3 blek (1 blek kurang
lebih 20 liter) pupuk kandang
yang sudah matang, dan kira-kira
4 pekan dan tanah yang berada di
lubang bekas galian tersebut
sudah mulai menurun baru
rambutan ditanam dan tidak perlu
terlalu dalam secukupnya,
maksudnya batas antara akar dan
batang rambutan diusahakan
setinggi permukaan tanah yang
ada disekelilingnya.
-
Lain-lain
Pada awal penanaman di kebun
perlu diberi perlindungan yang
rangkanya dibuat dari bambu/bahan
lain dengan dipasang posisi agak
tinggi disebelah Timur, agar
tanaman mendapatkan lebih banyak
sinar matahari pagi dari pada
sore hari, dan untuk atapnya
dapat dibuat dari daun nipah,
kelapa/tebu. Sebaiknya penanaman
dilakukan pada awal musim
penghujan, agar kebutuhan air
dapat dipenuhi secara alamiah.
|
|
6.4. |
Pemeliharaan Tanaman
-
Penjarangan dan
Penyulaman
Karena kondisi tanah telah
gembur dan mudah tanaman lain
akan tumbuh kembali terutama
Gulma (tanaman pengganggu),
seperti rumput-rumputan dan
harus disiangi sampai radius 1-2
m sekeliling tanaman rambutan.
Apabila bibit tidak tumbuh
dengan baik segera dilakukan
penggantian dengan bibit
cadangan.
-
Perempalan
Agar supaya tanaman rambutan
mendapatkan tajuk yang rimbun,
setelah tanaman berumur 2 tahun
segera dilakukan peempelan/
pemangkasan pada ujung
cabang-cabangnya. Disamping
untuk memperoleh tajuk yang
seimbang juga berguna memberi
bentuk tanaman, memperbanyak dan
mengatur produksi agar tanaman
tetap terpelihara. Pemangkasan
juga perlu dilakukan setelah
masa panen buah berakhir dengan
harapan muncul tajuk-tajuk baru
sebagai tempat munculnya bunga
baru pada musim berikutnya dan
hasil berikutnya dapat meningkat.
-
Pemupukan
Untuk menjaga agar kesuburan
lahan tanaman rambutan tetap
stabil perlu diberikan pupuk
secara berkala dengan aturan:
a) |
Pada tahun ke 2 setelah
penanaman bibit
diberikan pada setiap
pohon dengan campuran 30
kg pupuk kandang, 50 kg
TSP, 100 gram Urea dan
20 germ ZK dengan cara
ditaburkan disekeliling
pohon/dengan jalan
menggali disekeliling
pohon sedalam 30 cm
selebar antara 40-50 cm,
kemudian masukkan
campuran tersebut dan
tutup kembali dengan
tanah galian sebelumnya. |
b) |
Tahun berikutnya perlu
dosis pemupukan perlu
ditambah dengan
komposisi 50 kg pupuk
kandang, 60 kg TSP, 150
gr Urea dan 250 gr ZK
dengan cara pemupukan
yang sama, apabila
menggunakan pupuk NPK
maka perbandingannya
15:15:15 dengan ukuran
diantara 75-125 kg untuk
setiap ha, dan bila
ditabur dalam musim
hujan dan dengan
komposisi 250-350 kg
apabila dilakukan saat
awal musim penghujan. |
-
Pengairan dan
Penyiraman
Selama dua minggu pertama
setelah bibit yang berasal dari
cangkokan/okulasi ditanam,
penyiraman dilakukan sebanyak
dua kali sehari, pagi dan sore.
Dan minggu-minggu berikutnya
penyiraman dapat dikurangi
menjadi satu kali sehari.
Apabila tanaman rambutan telah
tumbuh benar-benar kuat
frekuensi penyiraman bisa
dikurangi lagi yang dapat
dilakukan saat-saat diperlukan
saja. Dan bila turunterlalu
lebat diusahakan agar sekeliling
tanaman tidak tegenang air
dengan cara membuat lubang
saluran untuk mengalirkan air.
-
Waktu Penyemprotan
Pestisida
Guna mencegah kemungkinan
tumbuhnya penyakit/hama karena
kondisi cuaca/hewan-hewan
perusak maka perlu dilakukan
penyemprotan pestisida
umumnyadilakukan antara 15-20
hari sebelum panen dan juga
apabila kelembaban udara terlalu
tinggi akan tumbuh cendawan,
apabila musim penghujan mulai
tiba perlu disemprot fungisida
beberapa kali selama musim hujan
pestisida dan insektisida
-
Pemeliharaan Lain
Untuk memacu munculnya bunga
rambutan diperlukan larutan KNOƒ
(Kalsium Nitrat) yang akan
mempercepat 10 hari lebih awal
dari pada tidak diberi KNOƒ dan
juga mempunyai keunggulan
memperbanyak "dompolan" bunga (tandan)
rambutan pada setiap stadium (tahap
perkembangan) serta mempercepat
pertumbuhan buah rambutan.
|
|
|
7. |
HAMA DAN PENYAKIT |
|
7.1. |
Hama
pada Daun
Hama tanaman rambutan berupa serangga
seperti semut, kutu, kepik, kalong dan
bajing serta hama lainya seperti, keberadaan
serangga ini dipengaruhi faktor lingkungan
baik lingkungan biotik maupun abiotik. misal:
ulat penggerek buah (Dichocricic
punetiferalis) warna kecoklat-coklatan
dengan ciri-ciri buah menjadi kering dan
berwarna hitam, Ulat penggerek batang (Indrabela
sp) membuat kulit kayu dan mampu
membuat lobang sepanjang 30 cm, Ulat pemakan
daun (Ploneta diducta/ulat keket)
memakan daun-daun terutama pada musim
kemarau. Ulat Jengkal (Berta chrysolineate)
pemakan daun muda sehingga penggiran daun
menjadi kering, keriting berwarna cokelat
kuning. |
7.2. |
Penyakit
Penyakit tanaman rambutan disebabkan
organisme semacam ganggang (Cjhephaleusos
sp) yang diserang umumnya daun tua dan
muncul pada musim hujan dengan ciri-ciri
adanya bercak-bercak kecil dibagian atas
daun disertai seratserat halus berwarna
jingga yang merupakan kumpulan sporanya.
Ganggang Chaphaleuros kesimbiose
dengan lumut kerek (lichen) dan dapat
dijumpai pada daun dan batang rambutan, yang
nampak seperti panu sehingga ranting yang
diserang dapat mati; Penyakit akar putih
disebabkan oleh cendawan (jamur)
Rigidoporus Lignosus dengan tanda rizom
berwarna putih yang menempel pada akar dan
apabila akar yang kena dikupas akan nampak
warna kecoklatan. |
7.3. |
Gulma
Segala macam tumbuhan pengganggu tanaman
rambutan yang berbentuk rerumputan yang
berada disekitar tanaman rambutan yang akan
mengganggu pertumbuhan perkembangan bibit
rambutan oleh sebab itu perlu dilakukan
penyiangan secara rutin. |
|
8. |
P A N E N |
|
8.1. |
Ciri dan
Umur Panen
Buah rambutan yang telah matang dengan
ciri-ciri melihat warna yang disesuikan
dengan jenis rambutan yang ada juga dengan
mencium baunya serta yang terakhir dengan
merasakan rambutan yang sudah masak
dibandingkan dengan rambutan yang belum
masak, dapat dipastikan bahwa pemanenan
dilakukan sekitar bulan Nopember sampai
Februari, juga dapat dipengaruhi musim
kemarau atau musim penghujan. |
8.2. |
Cara
Panen
Cara pemanenan yang terbaik adalah dipetik
beserta tungkalnya yang sudah matang (hanya
yang sudah masak) sekaligus melakukan
pemangkasan pohon agar tidak menjadi rusak.
Pemangkasan dilakukan sekaligus panen agar
dapat bertunas kembali cepat berbuah apabila
pemetikan tidak terjangkau dapat dilakukan
dengan menggunakan galah untuk mengkait
tangkai buah rambutan secara benar. |
8.3. |
Periode
Panen
Periode pemanenan buah rambutan dilakukan
pada sekitar bulan Nopember sampai dengan
Februari (masa musim penghujan). Dengan
dicari buah yang masak dan yang belum masak
supaya ditinggal dulu dan kemudian dipanen
kembali. |
8.4. |
Perkiraan Produksi
Apabila penanganan dan pemeliharaan semenjak
pembibitan hingga panen dilakukan secara
baik dan benar serta memenuhi aturan yang
ada maka dapat diperkirakan mendapatkan
hasil yang maksimal. Setiap pohonnya dapat
mencapai hasil minimal 0,10 kuintal, dan
maksimal dapan mencapai 1,75 kuintal setiap
pohonnya. |
|
9. |
PASCA PANEN |
|
9.1. |
Pengumpulan
Setelah dilakukan pemanenan yang benar buah
rambutan harus diikat secara baik, biasanya
dikumpulkan tidak jauh dari lokasi pohon
sehingga selesai pemanenan secara
keseluruhan. |
9.2. |
Penyortiran dan Penggolongan
Tujuan penyortiran buah rambutan yang bagus
agar harga jualnya tinggi, biasanya dipilih
berdasarkan ukuran dan mutunya, buah yang
kecil tetapi baik mutunya dapat dicampur
dengan buah yang besar dengan sama mutunya,
yang biasanya dijual dalam bentuk ikatan dan
perlu diingat bahwa dalam 1 ikatan
diusahakan sama besar dan sama baik mutunya.
Dan dilakukan sesuai dengan jenis rambutan,
jangan dicampur adukkan dengan jenis yang
lain. |
9.3. |
Penyimpanan
Penyimpanan yang terbaik untuk mengawetkan
buah rambutan biasanya dilakukan dengan
jalan dibuat asinan/manisan dan dimasukkan
dalam kaleng/botol atau dapat juga dengan
menggunakan kantong plastik. Hal ini dapat
menjaga kesterlilan dan ketahanan serta lama
penyimpanannya. |
9.4. |
Pengemasan dan Pengangkutan
Hasil jual dapat tinggi tidak tergantung
dari rasanya saja,tetapi pada kenampakandan
cara pengikatannya,apabilaakan dijual tidak
jauh dari lokasi maka cukup diikat dan
kemudian di angkut dengan kendaraan/dimasukkan
dalam karung. Untuk pengiriman dengan jarak
yang agak jauh (antar pulau) yang
membutuhkan waktu hingga 2-3 hari lamanya
perjalanan rambutan. Caranya di pak dengan
menggunakan peti sebelum dipilih dan di pak
sebaiknya dicuci terlebih dahulu dengan air
sabun dan dibilas kemudian dikeringkan,
setelah dipisah dari tangkainya, apabila ada
yang terkena jamur sebaiknya direndam dulu
dengan larutan soda 1,5% selama 3-5 menit
kemudian disikat dengan sikat yang lunak.
Setelah itu disusun berderet berbentuk sudut
terhadap sisi peti, yang sebelumnya dialasi
dengan lumut/ sabut kelapa, setelah itu
dilapisi dengan kertas minyak. Setelah penuh
lapisan atas dilapisi lagi
dengan kertas minyak dan dengan sabut kelapa
yang terakhir ditutup dengan papan,
sebaiknya kedua sisi panjang dibentuk agak
gembung, biasanya penempatan peti bagian
yang pendek ditempatkan dibawah didalam
perjalanan. |
|
10. |
ANALISIS EKONOMI BUDIDAYA TANAMAN |
|
10.1. |
Analisis
Usaha Budidaya
Untuk mendukung perhitungan analisis usaha
tani rambutan secara konvensional ada
beberapa hal yang perlu diketahui antara
lain:
1) |
Tanaman
rambutan dibudidayakan secara
pencangkokan atau mengokulasi dengan
jarak tanam 12-14 m sehingga
populasi tanaman setiap hektar
mencapai 1000 tanaman. |
2) |
Varietas
tanaman rambutan yang dibudidayakan
merupakan jenis yang disukai
konsumen. |
3) |
Di
lokasi penanaman diusahakan yang
dekat dengan sumber air, dekat
dengan sipekerja. |
4) |
Tenaga
kerja dibedakan menjadi dua yakni
tenaga kerja pria (HKP) dan tenaga
kerja wanita (HKW), dengan
ongkostenaga kerja pria lebih tinggi
dari pada tenaga kerja wanita dengan
jam kerja per harinya 8 jam. |
5) |
Budidaya
rambutan dilakukan pada musim
(Maret-September). |
|
10.2. |
Gambaran
Peluang Agribisnis
Buah rambutan merupakan buah populer di
kawasan ASEAN, khususnya di tanh air dn di
negara Jiran Malaysia tempat asal buah
rambutan. Buah rambutan dapat dikonsumsi
langsung (buah segar) ataupun diolah menjadi
buah kalen dan manisan buah rambutan.
Rambutan selain sebagai buah segar yang
digemari, hasil olahannya pun menjadi
komoditi primadona yang memiliki prospek
cukup cerah di Asia dan di negara-negara
lainnya. Pasar dalam negeri maupun pasar
luar negeri masih merupakan lahan pemasaran
yang menjanjikan. Sehingga sangat tepat
untuk membudidayakan buah rambutan secara
intensif dengan didukung kondisi alam yang
ada. |
|
11. |
STANDAR PRODUKSI |
|
11.1. |
Ruang
Lingkup
Standard produksi ini meliputi: klasifikasi/penggolongan
dan syarat mutu, cara pengambilan contoh,
cara uji, syarat penandaan dan cara
pengemasan. |
11.2. |
Diskripsi
Buah rambutan segar adalah buah dari tanaman
rambutan (Nephelium lappaceum Linn)
dalam tingkat ketuaan optimal, utuh, segar
dan bersih. Standar buah rambutan di
Indonesia tercantum dalam Standar Nasional
Indonesia SNI 01-3210-1992. |
11.3. |
Klasifikasi dan Standar Mutu
Buah rambutan segar untuk masing-masing
kultvar, digolongkan dalam 2 buah jenis,
yaitu: Mutu I dan Mutu II. Klasifikasi
berdasarkan ukuran berat adalah sebagai
berikut:
a) Bijai |
: besar
maksimum 20 kg; kecil : > 20 kg |
b) Lebak
Bulus |
: besar
maksimum 35 kg; kecil > 35 kg |
c)
Rapiah |
: besar
maksimum 30 kg; kecil > 30 kg |
d)
Simacan |
: besar
maksimum 40 kg; kecil > 40 kg |
Persyaratan mutu
untuk buah rambutan adalah sebagai berikut:
a) |
Keseragaman Kultivar: mutu I seragam;
mutu II seragam |
b) |
Keseragaman Ukuran: mutu I seragam;
mutu II kurang seragam |
c) |
Tingkat
Kesatuan Buah: mutu I tepat; mutu II
kurang Tepat |
d) |
Tingkat
Kesegaran Buah: mutu I segar; mutu
II kurang segar |
e) |
Buah
cacat/busuk: mutu I 0%; mutu II 0% |
f) |
Bentuk
ikatan: mutu I maksimum 10 cm; mutu
II maksimum 10 cm |
g) |
Bentuk
buah lepas: mutu I maksimum. 0,5 cm;
mutu II maksimum 0,5 cm |
h) |
Kadar
Kotoran: mutu I 0%; mutu II 0% |
i) |
Serangga
hidup/mati: mutu I tidak ada; mutu
II tidak ada |
|
11.4. |
Pengambilan Contoh
Satu partai/lot buah rambutan segar terdiri
dari maksimum 1.000 kemasan. Contoh diambil
secara acak dari jumlah kemasan dalam 1 (satu)
partai/lot.
a) |
Jumlah
kemasan dalam partai/lot 1 s/d 5,
contoh pengambilan semua |
b) |
Jumlah
kemasan dalam partai/lot 6 s/d 100,
contoh pengambilan sekurangkurangnya
5 |
c) |
Jumlah
kemasan dalam partai/lot 101 s/d
300, contoh pengambilan
sekurangkurangnya 7 |
d) |
Jumlah
kemasan dalam partai/lot 301 s/d
500, contoh pengambilan
sekurangkurangnya 9 |
e) |
Jumlah
kemasan dalam partai/lot 501 s/d
1000, contoh pengambilan
sekurangkurangnya 10 |
Petugas
pengambil contoh harus orang yang memenuhi
persyaratan yaitu orang yang telah
berpengalaman atau dilatih lebih dahulu dan
mempunyai ikatan dengan suatu badan hukum.
|
11.5 |
Pengemasan
Buah rambutan segar disajikan dalam bentuk
ikatan atau lepas, dibungkus bahan kertas,
jaring plastik atau bahan laian yang sesuai,
lalu dikemas dengan keranjang bambu atau
kotak karton/kayu/bahan lain yang sesuai
dengan atau tanpa penyangga, dengan berat
bersih maksimum 10 kg.
Pada bagian luar kemasan, diberi label yang
bertuliskan antara lain :
a) |
Dihasilkan di Indonesia. |
b) |
Nama
barang/kultivar. |
c) |
Golongan
ukuran. |
d) |
Jenis
mutu. |
e) |
Nama
perusahaan/eksportir. |
f) |
Berat
bersih/kotor. |
|
|
12. |
DAFTAR PUSTAKA |
|
1. |
Mahisworo, Kusno
Susanto dan Agustinus Anung, Bertanam
Rambutan; Jakarta: Penebar Swadaya, 1991,
cet ke-3. 80p; 21 cm. |
2. |
Rahardi F.; Rina
Nirwan S. dan Iman Satyawibawa, Agribisnis
tanaman perkebunan. Jakarta: Penebar Swadaya,
1994. Vi + 67p; ilus.; 21 p. |
|
Sumber
: Sistim Informasi Manajemen Pembangunan di Perdesaan,
BAPPENAS |